Sabtu, 04 November 2017

Informal Reports



Tanggal           :  03 november 2017
Kepada            : Bapak Muhammad Firdaus
Dari                 : Muhammad Ifkar
Judul               : Proyek Pembangunan MRT Jakarta Fase 1

Laporan ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil dari pencarian informasi yang saya lakukan tentang Proyek pembangunan MRT Jakarta fase 1 yang merupakan salah satu solusi untuk mengurangi kemacatan di Ibu kota Jakarta, sehingga masyarakat memiliki alternatif transportasi dan beralih menggunakan MRT. Laporan yang saya buat  bersumber pada situs-situs yang sudah terpercaya dan bisa di pertanggung jawabkan , seperti https://www.jakartamrt.co.id/proyek-dan-perkembangan/
 
Latar Belakang : Pembangunan konstruksi fase 1 proyek kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dimulai pada 10 Oktober 2013 ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden RI Joko Widodo. Pada koridor 1 ini, telah dibangun jalur kereta sepanjang 16 kilometer yang meliputi 10 kilometer jalur layang dan enam kilometer jalur bawah tanah. Tujuh stasiun layang tersebut adalah Lebak Bulus (lokasi depo), Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Depo akan berada di kawasan Stasiun Lebak Bulus. Sedangkan enam stasiun bawah tanah dimulai dari Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Pengerjaan konstruksi dibagi dalam enam paket kontrak yang dikerjakan oleh kontraktor dalam bentuk konsorsium (joint operation), yaitu:

  • ·         CP101 – CP102 oleh Tokyu – Wijaya Karya Joint Operation (TWJO) untuk area Depot dan Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, dan Cipete Raya.

  • ·         CP103 oleh Obayashi – Shimizu – Jaya Konstruksi (OSJ) untuk area Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

  • ·         CP104 – CP105 oleh Shimizu – Obayashi – Wijaya Karya – Jaya Konstruksi Joint Venture (SOWJ JV) untuk area transisi, Senayan, Istora, Bendungan Hilir, dan Setiabudi.

  • ·         CP106 oleh Sumitomo – Mitsui – Hutama Karya Join Operation (SMCC – HK JO) untuk area Dukuh Atas dan Bundaran Hotel Indonesia.

Sedangkan untuk pengerjaan CP107 untuk sistem perkeretaapian (railway system) dan pekerjaan rel (trackwork) oleh Metro One Consortium (MOC) yaitu Mitsui & Co. – Tokyo Engineering Corporation – Kobe Steel, Ltd – Inti Karya Persada Tehnik) dan CP108 untuk rolling stock oleh Sumitomo Corporation.

Pekejaan yang telah di selesaikan : Total perkembangan proyek MRT di Jakarta sejak tahun 2013 sampai dengan sekarang, progressnya sudah mencapai 80,16 %, yang meliputi : Pembangunan Stasiun layang sebesar 70,16 %, pembangunan Stasiun bawah tanah sebesar 90,26 % , dan pembangunan sistem perkereta apian (railway system) dan pekerjaan rel (trackwork) sebesar 45,09 %.

Pekerjaan yang akan di selesaikan : Menjelang rencana operasional secara komersil yang ditargetkan pada Maret 2019, PT MRT Jakarta telah menyiapkan sejumlah rencana dan strategi yang meliputi persiapan institusi dan sumber daya manusia. PT MRT Jakarta telah mengirimkan sekitar 20-an calon instruktur masinis untuk mengikuti pelatihan di Rapid KL, salah satu operator MRT di Kuala Lumpur. Ke depannya, MRT Jakarta akan mengirim 60 orang calon masinis untuk belajar dan mendapatkan sertifikasi dari Malaysia. Selain itu ,PT MRT Jakarta juga menargetkan setidaknya 90-92 % penyelesaian konstruksi sipil pemasangan rel kereta MRT fase 1 selesai pada Januari 2018

Antisipasi Masalah : 
 Ada tiga masalah bila membangun lorong bawah tanah untuk MRT, yakni masalah gempa, banjir, dan penurunan tanah akibat struktur tanah yang lembek. Namun secara teknis ketiga persoalan tersebut dapat diatasi dengan melakukan rekayasa teknis. Membangun gerbang banjir atau flood gate yang kedap air untuk mengantisipasi banjir. Sedangkan untuk mengatasi tanah lembek bisa diatasi dengan teknik perbaikan tanah

Sumber :